Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupakan alat untuk melakukan penenunan yang digerakkan oleh manusia. ATBM dapat digunakan sambil duduk maupun berdiri.
Alat Tenun Gedog, atau yang biasa disebut juga sebagai alat tenun gendong, merupakan alat yang paling sederhana dan orisinil dalam proses penenunan jauh sejak zaman para leluhur di berbagai daerah Indonesia. Alat Tenun Gedog terbuat dari bambu dan kayu, yang fungsinya hanya untuk mengaitkan benang lusi saja. Terdapat dua ujung bilah kayu dan bambu pada alat ini. Ujung pertama dikaitkan pada tiang atau pondasi rumah, sedangkan ujung satunya diikat pada badan penenun.
Benang lusi / lungsi adalah benang tenun yang disusun sejajar (biasanya memanjang) dan tidak bergerak (terikat di kedua ujungnya), yang padanya benang pakan diselipkan. Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni memasang benang-benang lusi secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain.
Benang pakan adalah benang yang dimasukkan melintang pada benang lusi ketika menenun kain. Benang pakan digerakkan oleh tangan (pada ATBM) atau oleh mesin, dan diselipkan di sela-sela benang-benang lusi. Benang pakan biasanya digulung lalu gulungan ini digerakkan di antara benang pakan yang dapat dinaik-turunkan.
Cepuk dikenal sebagai kain bebali, kain sakral yang digunakan untuk kebutuhan upacara/ritual. Hanya Nusa Penida yang memproduksi tenun ikat pakan ini, terutama karena fungsi utamanya sebagai pelindung dari unsur atau pengaruh jahat. Cepuk juga diyakini sebagai kain magis untuk pengobatan. Itu sebabnya cepuk digunakan sebagai tapih, kain pelapis bagian dalam supaya tidak terlihat langsung dari luar.
HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah jenis kekayaan yang memuat kreasi tak mewujud dari intelektualitas. Contohnya adalah hak cipta, paten, merek dagang, dan rahasia dagang.
Kain Gringsing merupakan kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat dan memerlukan proses pembuatan selama dua hingga lima tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti ‘sakit’ dan sing yang berarti ‘tidak’, sehingga bila digabungkan menjadi ‘tidak sakit’. Makna kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing.
Manusa Yadnya merupakan upacara siklus hidup manusia yang dilaksanakan sejak bayi masih dalam kandungan hingga menikah sebagai pemuliaan eksistensi manusia. Upacara ini menjadi penting karena masyarakat Hindu meyakini bahwa dengan melaksanakan upacara ini manusia menjadi lebih baik yang nantinya akan berpengaruh pada kehidupan sosialnya.
Encak Saji adalah motif kain Endek yang biasanya dipilih untuk upacara keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Misalnya untuk hiasan di pura, alat persembahan, dan keperluan adat istiadat.
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya
Patra / pepatran adalah ornamen yang berbentuk tumbuhan merambat dan menjalar, merupakan jenis ragam hias yang berwujud gubahan keindahan flora yang diambil sedemikian rupa sehingga jalur daun, bunga, putik, dan ranting dibuat berulang-ulang. Makna yang terkandung pada pepatran adalah memberikan perlindungan kepada kehidupan manusia dari rasa takut, panas, haus, dan lainnya.
Pitrayadnya merupakan upacara penghormatan dan kewajiban suci kepada para leluhur termasuk kepada orang tua kita yang telah meninggal.
Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu saja di sebagian besar wilayah Indonesia. Variasi atau aneka warna songket dilihat dari penggunaan jenis benangnya.